CINTA DALAM DIAM

Cerpen cinta dalam diam terang dalam gelap
Shefye || foto via facebook

CINTA DALAM DIAM

Prolog: Kehadiran cinta adalah sesuatu yang tidak bisa diperkirakan. Kapan dan kepada siapa kita jatuh hati, kita tidak bisa menentukannya. Entah kenapa hati ini menjadikanmu tempatnya berlabuh, dia telah menghempaskan ribuan mil di antara kita. Meski kenyataan tidak mendukung, namun hati terus menuntun. Mencintaimu dari kejauhan. Mencintaimu dalam diam.  


Ep I:  Terang Dalam Gelap

Telah ribuan yang kutuliskan, dan dari kesemuanya adalah tameng persembunyian untuk tiga kata yang tak pernah teruraikan. I love you. Bahwa aku telah begitu banyak menulis sesuatu yang begitu menyakitkan di masa lalu. Sesuatu yang membawaku pada dirimu. Rasa yang terlahir untukmu memang berawal dari pisau dalam hati. Apakah itu mengartikan kamu adalah pelarianku? Aku hanya percaya bahwa kehidupan kita hari ini adalah hari kemarin yang telah berlalu.

Awalnya kupikir gelap akan menyinariku setelah cahaya direnggut bersama kepergiannya. Lantas zombie mungkin lebih tepat mendeskripsikan tentang siapa aku. Hidup dalam kenyataan yang tak pernah terpikirkan. Yang tak dapat kuterima, kehampaan. Dia pergi karena aku tidak berhasil menahannya lebih lama. Dia pergi karena diriku.

Dia yang selalu menuntunku, memastikanku menaruh diri dengan tepat pada sang waktu. Kemudiaan yang kusukai sekarang adalah melawan arah. Mengakhiri hari saat semua orang memulai hari barunya, bahwa merokok itu perang setidaknya menenangkan diri bisa dijadikan sisi positif, kebanyakan konsumsi kopi alasan dibalik keluh kesah jari jemari menguping irama jantung. Penghilangan akal sehat masal; hal yang paling dibencinya untuk kulakukan. Tidak untuk saat ini sebagai jawaban atas kepergiannya.

Seekor elang tua bertahan hidup dan mampu hidup 30 tahun lebih lama dengan menjalani proses yang sangat menyakitkan selama 150 hari. Proses ini mengharuskan ia terbang ke atas puncak gunung yang tinggi untuk memulai  proses perubahan. Pertama-tama, elang harus menghantamkan paruhnya berkali-kali pada batu sampai terlepas dari mulutnya. Setelah paruhnya terlepas, sang elang harus menunggu sampai paruh barunya tumbuh kembali. Proses kedua, sang elang juga harus mencabut cakarnya yang menua untuk membiarkan tumbuhnya cakar yang baru. Proses terakhir adalah mencabut satu per satu bulu di sekujur tubuhnya.

Persamaannya adalah aku dan elang tua sama-sama menghukum diri. Tujuan positif untuk elang tua dan tidak bagiku. Menaruh diri dekat garis kematian bagai cahaya pemberi tawa membiasi hari demi hari. Satu yang kuyakini, menghukum diriku sendiri sama dengan menghukumnya.

Waktu berlalu.... entah kenapa keempat kalinya terbius kembali menjadi manusia berperasaan, yang pasti salah satu foto instagrammu adalah bagaimana aku meniduri sang waktu.  Hari kemarin dengan segala lika-likunya yang terlupakan oleh indah senyummu di foto itu. Kamu lain dari yang lain, rasa penasaran yang kian gejolak menjelmakanku seperti pasukan khusus dengan jurus senyapnya secepat kilat segala tentangmu dalam memoriku; stalking dan kepo.

Semuanya terasa seperti awal semula. Dan kembali, mulai mengenal sang waktu. Aku tahu kapan waktunya tidur agar aku bisa melihat kamu jatuh cinta padaku. Merasakan kecupan manis bibirmu pembuka hari baru bersama mentari. Meskipun perubahan sekecil itu umumnya dikenal lebih menyakitkan, dalam diam aku hanya bisa menikmatinya.

(Aku salah menghukum diriku sendiri. Dan hukuman hanya berlaku bagi siapa yang mengakui kejahatannya. Itulah dimana gelap kubiarkan menyinariku.) Aku sadar butanya cinta bukanlah kepada seseorang yang mengeluarkanmu dari zona nyaman untuk sesuatu yang tak kita sadari bukan hanya membunuh mimpi tapi juga membunuh diri kita. Butanya cinta adalah dimana seseorang membuat kita rela melampaui diri untuk perubahan positif.
Sisi lainnya karena perubahan besar kuyakini bisa membuyarkan kenikmatan. Sadar akan kodrat wanita jelita khususnya dirimu sudah pasti terikat dengan orang lain. Pun kebenarannya begitu. Juga oleh karena satu-satunya kebenaran adalah sebuah fakta. Yang walaupun kunyatakan tak lebih dari sekedar opini bagimu.  Mengingat aku hanyalah teman lamamu, dan kamu bermil-mil jauhnya disana. Tak sedikitpun aku berani nyalakan tanda yang akan membuatmu menjadi tahu.

Sebuah kebingungan mendalam memucuk di kemudian waktu. Perasaan itu tumbuh kembang tak lekang oleh waktu. Bunga-bunga adalah nama untuk hariku dan mekarnya lukisan raut wajahku. Sesuatu yang dulu pernah kugeluti bersemi kembali setelah sekian lama tak kusadar lenyap saat bersama dia. Bukan hanya alasan rasa yang teraksarakan, engkau adalah penghubung antara satu dengan kata lainnya. Tanda tanya untuk setiap jawaban dan engkau menari di setiap huruf-huruf tersusun, khiasan di setiap baitnya. Tidak hanya membimbingku menuju terang tapi juga menghidupkan hidupku. Lekas keluar dari zombie beku menopengi diriku. Namun ada awal dan ada akhir dalam hidup. Apa yang menjadi jawaban adalah akhirnya. Apakah aku dan perasaan ini adalah cinta. Ataukah aku yang bermain hati? aku percaya bersama sang waktu jawaban akan datang. Karena hari esok adalah jawaban untuk semua pertanyaan di hari ini.

Engkau hadir merubah segalanya. Menghapus kehampaan dengan kesesakan. Kamu yang selalu mengisi ruang pikiran dan relung jiwa. Kamu  adalah  terang  dalam  gelapku.  Aku memilih untuk diam dan memperhatikanmu dari kejauhan, walaupun lewat sosmed semua itu terasa indah dan berarti. Susah untuk mengingat kamu yang dulu, lekas lewat foto-fotomu kuhidupkan kita dalam mimpi ataupun khayalan semata dimana aku bisa merancang luar biasanya masa depan aku, kamu adalah kita.
Akhirnya semua ini kembali menjadi tameng untuk tiga kata “I love you,” terus mencintaimu dalam diam, terus bermain hati.

Kadang gelap berbisik bahwa kita telah berada dalam zona yang salah. Hingga dalam kehampaan sesuatu mendatangi kita, pembimbing menuju hidup yang harus dihidupkan dari kematiannya. Kamu akan tersadar jatuh dalam cinta yang salah bukan di saat kamu dalam kematian, tapi setelah kamu bangkit.

Gelap akan membawamu kembali dalam terang. And light will guide you home.



Special thanks to Enu Shefye
#Berdasarkan kisah nyata.
#Teruntuk seseorang yang berinisial .M.
#from “change or die” dalam buku “CHAMP!ONS” karya Darmadi Darmawangsa

3 comments: