Metode Total Physical Response (TPR) dalam Pembelajaran Bahasa Inggris
Dalam dunia pembelajaran bahasa, Total Physical Response (TPR) menonjol sebagai metode inovatif yang menggabungkan gerakan fisik dengan proses belajar. Diperkenalkan oleh Dr. James Asher pada awal 1970-an, TPR berfokus pada cara belajar yang menyenangkan dan interaktif, di mana siswa tidak hanya mendengarkan, tetapi juga bergerak. Dengan metode ini, siswa dapat merespons instruksi dengan tindakan fisik, menciptakan pengalaman belajar yang lebih mendalam dan efisien.
Metode TPR didasarkan pada prinsip-prinsip dasar yang mendukung keterlibatan aktif dan pembelajaran tanpa stres. Melalui kombinasi pendengaran dan aksi, siswa dapat memahami bahasa lebih cepat dan lebih baik. TPR tidak hanya bermanfaat bagi anak-anak, tetapi juga efektif untuk berbagai kelompok usia, menjadikannya pilihan ideal untuk pengajaran bahasa Inggris di berbagai konteks.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi konsep dasar TPR, manfaatnya, serta variasi yang dapat diterapkan. Selain itu, artikel ini juga akan membahas hasil penelitian yang mendukung efektivitas metode TPR dalam meningkatkan pemahaman dan keterampilan komunikasi siswa.
Pengertian TPR
Prinsip Dasar TPR
- Keterlibatan Aktif/Respon Fisik: Siswa belajar dengan berpartisipasi secara fisik, yang membantu meningkatkan retensi informasi. Siswa menanggapi perintah dengan gerakan fisik untuk menginternalisasi bahasa.
- Listening before Speaking: TPR mengutamakan pemahaman bahasa melalui pendengaran, sehingga siswa merasa lebih nyaman saat mulai berbicara.
- Pemahaman sebelum produksi: Siswa memahami bahasa dengan mendengarkan sebelum diminta berbicara.
- Lingkungan belajar bebas stres: Pembelajaran bahasa menjadi aktivitas fisik dan menarik untuk mengurangi kecemasan siswa.
- Pembelajaran implisit: Siswa memperoleh bahasa secara bawah sadar, mirip dengan cara mereka mempelajari bahasa ibu mereka.
Manfaat Metode TPR
- Mempermudah Memori: Gerakan fisik membantu siswa mengingat kosakata dan struktur bahasa lebih efektif.
- Mengurangi Stres: Lingkungan belajar yang menyenangkan dapat mengurangi kecemasan siswa saat belajar bahasa.
- Cocok untuk Semua Usia: TPR dapat diterapkan pada anak-anak maupun orang dewasa, membuatnya fleksibel untuk berbagai kelompok belajar.
Apa saja jenis-jenis TPR?
Jenis atau variasi Metode TPR ada 4 yaitu: TPR-B, TPR-O, TPR-P, dan TPRS.
Inti dari Total Physical Response (TPR) adalah bahwa pelajar bahasa menerima instruksi dalam bahasa tersebut dan merespons dengan tindakan fisik. Namun, aplikasi TPR tidak terbatas pada perintah fisik sederhana seperti berjalan, berputar, atau menunjuk bagian tubuh.
Terdapat empat variasi utama yang dapat diimplementasikan dengan pendekatan TPR. Saya menyebutnya TPR-B, TPR-O, TPR-P, dan TPRS. Dari keempatnya, TPRS adalah istilah yang paling dikenal, sementara yang lainnya adalah istilah yang saya ciptakan sendiri.
- TPR-B, yang berarti "TPR dengan tubuh", mencakup semua aktivitas yang melibatkan gerakan tubuh secara keseluruhan. Ini termasuk berdiri, duduk, berputar, bergerak ke kanan atau kiri, mengangkat tangan, serta menyentuh hidung. Aktivitas ini paling baik dilakukan di ruang yang cukup luas agar siswa dapat bergerak bebas.
- TPR-O adalah singkatan dari "TPR dengan objek". Metode ini paling efektif dilakukan di meja yang dilengkapi dengan berbagai benda. Misalnya, Anda bisa mengadakan sesi belajar di meja yang penuh dengan buah. Dalam konteks ini, Anda tidak hanya belajar kata-kata seperti "apel", "pisang", dan "jeruk", tetapi juga frasa seperti "berikan saya", "ambil", "letakkan", "bau", "gigit", "gulung", "kulit", dan "tunjukkan". Teman Anda bisa mulai dengan kalimat seperti, "Ini adalah apel. Ini adalah jeruk. Di mana apel itu? (Anda akan menunjuk) Di mana jeruknya?" Dengan cara ini, kosakata baru dapat diperkenalkan secara bertahap.
- TPR-P, yang merupakan singkatan dari "TPR dengan gambar", memanfaatkan visual sebagai alat bantu dalam belajar bahasa. Misalkan Anda tinggal di Inggris dan mengumpulkan sekitar 150 foto orang yang melakukan berbagai aktivitas. Dalam sesi belajar, teman Anda bisa berkata, "Ini seorang pria. Ini seorang anak laki-laki. Di mana pria itu? Di mana anak laki-laki itu?" Seiring waktu, siswa dapat mempelajari kata-kata baru dan frasa terkait seperti "Tukang kayu memukul paku dengan palu," yang memungkinkan permintaan seperti "Tunjukkan pria yang sedang memukul sesuatu". Penggunaan gambar juga bisa meliputi buku cerita, gambar anak-anak, serta gambar dari koran dan majalah.
- TPR-S (storytelling) adalah metode yang dikembangkan oleh Blaine Ray dan diterapkan di banyak kelas di Amerika Serikat. Metode ini melibatkan guru (dan kemudian siswa) yang berperan dalam cerita sederhana untuk memahami narasi dan menginternalisasi kosakata. Silahkan baca lebih lanjut mengenai TPR-S di artikel dengan judul: Memahami Metode TPR Storytelling.
Hasil Penelitian Terkait TPR
- Penelitian oleh James Asher (1970): Penelitian awal Dr. James Asher tentang metode Total Physical Response (TPR) dilakukan pada awal 1970-an di San Jose State University, California, Amerika Serikat. Asher mengembangkan metode ini berdasarkan pengamatan bahwa anak-anak belajar bahasa pertama mereka melalui keterlibatan fisik dan interaksi. Dia melakukan beberapa eksperimen yang melibatkan siswa yang belajar bahasa Inggris sebagai bahasa kedua. Penelitian ini menunjukkan bahwa siswa yang menggunakan TPR mengalami peningkatan pemahaman bahasa dan kemampuan retensi kosakata yang lebih baik dibandingkan dengan metode tradisional. Dr. Asher menunjukkan bahwa siswa yang menggunakan TPR memiliki pemahaman yang lebih baik dan mampu mengingat kosakata lebih cepat dibandingkan dengan metode tradisional. Penelitian awal Dr. James Asher tentang metode Total Physical Response (TPR) dituangkan dalam bukunya yang berjudul Learning Another Language Through Actions. Buku ini menjelaskan prinsip-prinsip TPR dan memberikan panduan tentang penerapannya dalam pengajaran bahasa.
- Studi oleh Lee (2000): Penelitian ini mengamati siswa sekolah dasar yang belajar bahasa Inggris dengan TPR, menunjukkan peningkatan retensi kosakata dan pengalaman belajar yang lebih menyenangkan.
- Penelitian oleh Wright (2006): Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa yang belajar dengan TPR mengalami peningkatan signifikan dalam keterampilan mendengarkan dan berbicara.
- Studi oleh Chen dan Tzeng (2010): Penelitian ini mengkaji TPR dalam kelas bahasa Inggris untuk anak-anak dan menemukan peningkatan pemahaman bahasa serta kepercayaan diri siswa.
- Penelitian oleh So (2015): Fokus pada pelajar dewasa, penelitian ini menunjukkan bahwa TPR meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami dan mengingat kosakata baru.
- Francisco L. Cabello, PH. d: The ABCs of The Total Physical Response (TPR)
- Elena bins de-Ru: Twenty Years Successful Experience Applying Total Physical Response in Many Languages
- James Asher: What Does it Mean to be Fluent in another Language?
- James Asher: The illusion of prime numbers
Prinsip / Prosedur TPR
Penerapan TPR dalam Kelas
- Mempersiapkan Bahan Ajar: Menyiapkan materi yang relevan dan tempat yang cukup untuk bergerak.
- Inklusi Berbagai Kemampuan: Menyesuaikan gerakan agar semua siswa dapat berpartisipasi, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan fisik.
Berikut adalah beberapa buku Dr. James Asher yang membahas tentang metode Total Physical Response (TPR):
- Learning Another Language Through Actions: Buku ini adalah karya utama Asher yang menjelaskan prinsip TPR dan aplikasinya dalam pembelajaran bahasa.
- The Super School: Teaching on the Right Side of the Brain: Buku ini membahas pendekatan pendidikan yang menggunakan metode berbasis gerakan dan kreativitas, termasuk TPR.
- Brainswitching: Learning on the Right Side of the Brain: Meskipun tidak secara khusus tentang TPR, buku ini membahas bagaimana otak memproses informasi dan bagaimana pendekatan TPR dapat memanfaatkan cara belajar yang lebih alami.
- Instructor's Notebook: How to Apply TPR for Best Results: Buku ini ditulis oleh Ramiro Garcia, tetapi sering direkomendasikan bersama karya Asher untuk pemahaman yang lebih mendalam tentang penerapan TPR.
Kelemahan TPR
Pengajar yang menerapkan metode TPR seringkali menggabungkannya dengan beragam aktivitas dan teknik lain. Sesuai dengan saran Asher, TPR umumnya digunakan untuk memperkenalkan kosakata baru. Contohnya, The Polis Institute di Yerusalem, yang mengajarkan bahasa kuno dan humaniora, menerapkan TPR dalam metode pengajaran bahasa kuno dan modern mereka.
Blaine Ray, seorang guru bahasa Spanyol, mengembangkan metode ini lebih lanjut dengan menambahkan elemen cerita, sehingga siswa dapat memperoleh bahasa non-fisik. Metode ini dikenal sebagai Teaching Proficiency through Reading and Storytelling (TPRS) dan didasarkan pada teori akuisisi bahasa dari Stephen Krashen. Penting untuk dicatat bahwa meskipun TPRS dan TPR memiliki nama yang mirip, keduanya tidak secara langsung terkait.
Todd McKay melakukan studi empiris pertama mengenai efektivitas TPR yang dipadukan dengan storytelling. Meskipun cerita sudah mulai diintegrasikan ke dalam TPR sejak tahun 1972, McKay melakukan penelitian perbandingan dengan Asher dan menemukan bahwa anak-anak yang mengikuti TPR Storytelling menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan siswa lain yang menggunakan metode grammar-translation dan ALM. Kemampuan siswa tersebut untuk memahami cerita yang belum pernah mereka dengar sebelumnya memiliki nilai statistik yang signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Riset ini dapat ditemukan dalam buku panduan TPR Storytelling Teacher's Guidebook karya McKay.
No comments: