Memahami Metode Total Physical Response Storytelling (TPRS)

Pendahuluan

Dalam artikel sebelumnya (Metode Total Physical Response (TPR) dalam Pembelajaran Bahasa Inggris), kita telah membahas beberapa jenis Total Physical Response (TPR), yaitu TPR-B (Body), TPR-P (Pictures), TPR-O (Objects), dan TPR-S (Storytelling).

TPR-S atau Total Physical Response Storytelling adalah metode yang menggabungkan gerakan fisik dengan cerita untuk memfasilitasi pembelajaran bahasa. Dikembangkan oleh Blaine Ray pada tahun 1990-an, TPRS berfokus pada pemahaman mendalam dan penggunaan bahasa secara alami. Dalam artikel ini, kita akan membahas prinsip dasar, keuntungan, serta cara implementasi TPRS dalam pembelajaran bahasa, termasuk tiga langkah esensial yang menjadi fondasi metode ini.


Apa Itu TPRS?

TPRS adalah pendekatan pengajaran yang mengutamakan keterlibatan siswa melalui cerita dan gerakan. Metode ini mendorong siswa untuk merespons secara fisik terhadap instruksi dan elemen cerita, sehingga membuat pengalaman belajar menjadi lebih menarik dan interaktif.


Perbedaan TPR dan TPRS

Meskipun TPR dan TPRS memiliki dasar yang sama dalam penggunaan gerakan fisik untuk pengajaran bahasa, ada beberapa perbedaan kunci antara keduanya:

  1. Pendekatan Cerita:
    TPR: Berfokus pada pengajaran kosakata dan instruksi melalui gerakan. Siswa merespons perintah secara langsung, seperti "angkat tangan" atau "lompat."
    TPRS: Mengintegrasikan penggunaan cerita untuk memberikan konteks yang lebih kaya dan bermakna. Siswa tidak hanya belajar kosakata tetapi juga struktur kalimat dalam konteks cerita yang menarik.
  2. Pengulangan dan Variasi:
    TPR: Pengulangan terjadi melalui gerakan langsung yang dilakukan siswa sesuai instruksi guru.
    TPRS: Menerapkan pengulangan dalam konteks cerita yang diceritakan berulang kali, memungkinkan siswa mendengar dan menggunakan kosakata dalam banyak situasi yang berbeda.
  3. Keterlibatan Siswa:
    TPR: Siswa berpartisipasi dengan mengikuti instruksi dan melakukan gerakan fisik.
    TPRS: Siswa lebih terlibat dalam penceritaan, memberikan input untuk cerita, dan terlibat dalam dialog yang lebih kompleks. 


Tiga Langkah Esensial TPRS

TPRS secara umum dibagi menjadi tiga langkah, yang masing-masing dianggap penting untuk keberhasilan program pengajaran:
  1. Menetapkan Makna (Establish Meaning)
    Pada langkah ini, siswa diperkenalkan dengan kosakata baru untuk pelajaran yang akan berlangsung. Biasanya, tiga frasa baru diperkenalkan dalam satu sesi, karena jumlah ini dianggap maksimal untuk diajarkan secara efektif. Pembatasan ini memungkinkan guru untuk fokus pada frasa tersebut dan memberikan banyak pengulangan.
    Frasa-frasa tersebut dituliskan di papan tulis atau tempat yang terlihat oleh siswa, dan jika memungkinkan, diterjemahkan ke dalam bahasa ibu siswa. Guru dapat menggunakan gerakan untuk membantu siswa memahami kosakata sebelum mendengar frasa tersebut dalam konteks cerita.
    Pertanyaan yang dipersonalisasi (Personalized Questions and Answers atau PQA) diajukan untuk memastikan siswa memahami frasa baru. Informasi yang diperoleh dari PQA sering kali menjadi dasar cerita kelas. 
  2. Cerita Kelas yang Diucapkan (Spoken Class Story)
    Pada langkah ini, siswa mendengarkan struktur baru dalam konteks cerita yang diucapkan. Cerita biasanya pendek, sederhana, dan menarik, dengan banyak pengulangan frasa yang diajarkan. Guru berusaha untuk mengucapkan setiap struktur baru setidaknya 50 kali selama cerita, sering kali bahkan hingga 100 kali.
    Cerita dibangun berdasarkan detail yang diberikan oleh siswa, menciptakan cerita yang dipersonalisasi. Aksi dalam cerita dapat diperagakan oleh siswa secara sukarela, sehingga membuat pengalaman belajar menjadi lebih hidup.
    Cerita sering berlangsung di lokasi yang berbeda, membantu siswa memahami aksi dan bahasa yang mereka dengar.
  3. Membaca (Reading)
    Pada langkah ini, siswa belajar membaca struktur bahasa yang telah mereka dengar. Kegiatan reading kelas yang umum adalah membaca dan mendiskusikan cerita yang menggunakan struktur bahasa yang sama dari langkah sebelumnya.
    Reading secara bersamaan, reading secara sukarela, dan reading sebagai tugas rumah juga termasuk dalam kegiatan ini. Semua bacaan dalam TPRS harus dapat dipahami oleh siswa, dengan rasio kata yang tidak dikenal yang sangat rendah.

Keuntungan Metode TPRS

  1. Meningkatkan Keterlibatan Siswa: Dengan menggabungkan gerakan dan cerita, siswa menjadi lebih aktif dan terlibat dalam pembelajaran.
  2. Memperkuat Memori: Gerakan fisik membantu memperkuat ingatan siswa terhadap kosakata dan struktur bahasa baru.
  3. Menciptakan Lingkungan yang Menyenangkan: TPRS menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan mengurangi rasa cemas siswa dalam menggunakan bahasa baru. 
  4. Mendukung Pembelajaran yang Berbeda: Metode ini cocok untuk berbagai tipe pembelajar, baik visual, auditori, maupun kinestetik.

Cara Mengimplementasikan TPRS 

  1. Persiapkan Cerita: Pilih atau buat cerita sederhana yang menarik dan relevan dengan level siswa. Pastikan cerita mengandung kosakata baru yang ingin diajarkan.
  2. Libatkan Siswa: Ajak siswa berpartisipasi dalam cerita dengan melakukan gerakan fisik yang sesuai. Misalnya, jika cerita melibatkan hewan, siswa bisa menirukan suara atau gerakan hewan tersebut.
  3. Gunakan Pengulangan: Ulangi kosakata dan struktur kalimat dalam konteks yang berbeda selama sesi untuk memperkuat pemahaman siswa.
  4. Tanya Jawab: Setelah cerita, lakukan sesi tanya jawab untuk memastikan pemahaman siswa. Ajak mereka untuk menceritakan kembali cerita dengan kata-kata mereka sendiri, baik dalam kelompok maupun di depan kelas.

Kesimpulan

Total Physical Response Storytelling adalah metode yang efektif dan menyenangkan dalam pengajaran bahasa. Dengan menggabungkan gerakan fisik dan cerita, TPRS tidak hanya meningkatkan pemahaman siswa tetapi juga menciptakan pengalaman belajar yang positif. Dengan mengikuti tiga langkah esensial dalam TPRS, Anda dapat memaksimalkan potensi pembelajaran siswa dan menjadikan kelas Anda lebih hidup dan menarik. Selamat mencoba!

No comments:

Powered by Blogger.