Cinta, Senasib Dalam Seribu Perbedaan
Cinta; Senasib dalam Seribu Perbedaan
seharusnya jalan yang mereka lalui tidak menuju ke tempat ia berada sekarang andai orang tua Lili tidak melarang cinta mereka. |
Ketika cinta terlarang,
apa yg kamu pikirkan? Apa yg terjadi pada dirimu yg seakan darahmu
mengalir karenanya; karena dia yang kamu cintai? Apa yg akan kamu
lakukan?
Mereka sekarang kembali memimpikin untuk bisa mencari jalan kedua.
Setelah mengetahui Lili akan dikirim oleh orang tuanya ke Jakarta untuk
melanjutkan sekolahnya, Tino hampir berhenti bernapas seolah tidak habis
pikir akan hal itu.
Tubuhnya lemah gemulai dengan berlinang air mata di
pipinya pemberi tanya “apakah aku masih bisa memeluknya di kejauhan
sana nanti?”. “apakah dia bisa menjaga rasa ini di tengah angin hangat
yang berhembus setiap saat tertarik akan anggunnya di kejauhan sana?”,
tanya Tino lagi dalam hati yg seakan beku.
Ketika cinta bicara, lenyaplah semua pertanyaan itu dengan segala
cara yg seolah mnjadi jawaban dari sekian prtanyaan, dan di malam itu
mereka memutuskan utk menebas rintangan (musuh mereka) dan menanam
ancaman setiap arah mata angin dengan pertahanan yang kuat yaitu “seolah
senasib dalam seribu perbedaan, cinta”, tak sedikitpun kedinginan
menusuk tubuh Lili dengan eratan tangan Tino mengikat punggung Lili,
jeritan desahan di malam purnama penuh cinta itu, “auuuuuuuuu… (gonggongan asmara serigala di bukit disana) pun terdengar mengisyaratkan bagi lawan jenisnya.”
Semalam bersama, senasib akan rasa dan hasrat mengikat mereka hingga
segala pertahanan mereka takan rapuh sampai kelahiran sang bayi bukti
cinta mereka. Kini yang selalu muncul adalah batin yang selalu malu
terhadap keluarga Lili di saat Tino masih belum mendapatkan pekerjaan.
Kepada sang teman ia mengadu tawarannya pada Tuhan akan jalan yang
mereka lalui seharusnya tidak menuju ke tempat ia berada sekarang andai
orang tua Lili tidak melarang cinta mereka.
Lalu bagaimana Tino menjawab tantangan yang sedang ia hadapi
tersebut? Akankah cinta Tino dan Lili membuktikan bahwa tak ada yang
melebihi kekuatan cinta? Atau malah sebaliknya bahwa kekuatan cinta
adalah sesuatu yang mustahil?